Kamis, 24 November 2016

# Buku

Madre : Si Biang Roti yang Bikin Pembaca Penasaran


Sebenarnya sudah lama saya selesai membaca si Madre ini, dan sudah punya niatan mau ngereview begitu selesai baca, tapi saya itu orangnya suka lupaan, dan kalo inget eh ya sibuk lah males lah, halah...

Judul : Madre
Pengarang : Dewi Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka

Ceritanya saat itu saya lagi kepingin baca buku di google books. Meskipun saya punya cukup banyak koleksi e-books yang belum terbaca, tapi buat saya kurang afdol kalau gak liat-liat e-books baru terlebih dulu. Sok lah yah tuh saya liat-liat e-books baru, sampe akhirnya nemu lah Novelet Madre ini. 
 
Saya tahu, Madre nih gak bisa dibilang baru, tapi karena reviewnya bagus saya jadi penasaran dan akhirnya membelinya. Saya pikir Madre ini ya kayak novel biasa atau buku kumpulan cerpen, ternyata novelet itu beda dengan novel loh. Novelet adalah salah satu cerita yang diambil dan dibukukan dari buku kumpulan cerpen yang sudah ada. Yap, jadi sebenarnya si Madre ini ada 2 versi. Novelet dan buku kumpulan cerpennya.

Dalam Novelet Madre dikisahkan seorang pemuda yang tiba-tiba mendapat kabar bahwa ayah yang tak dikenalnya meninggal dunia dan mewariskannya sesuatu. Di awal cerita, pembaca digiring untuk merasa penasaran akan warisan yang terus disebut-sebut layaknya peninggalan berharga. Cara penulis mengungkap perlahan mengenai warisan tersebut benar-benar membuat pembaca tersihir sehingga tanpa terasa sudah menghabiskan beberapa lembar tersendiri.

Warisan bak pusaka itu ternyata sebuah biang roti yang telah turun temurun dijaga benar-benar, seolah-olah ia hidup dan bisa mati. Sang pemuda merasa konyol dengan warisan yang ia dapatkan, namun karena nasihat kawan almarhum ayahnya yang setia menjada Madre si biang roti, ia pun mencoba "mengenal madre" dengan lebih baik, yaitu dengan membuat adonan roti dari biang roti madre dan belajar menjaga si madre agar tak mati.

Dewi Lestari menyuguhkan tema tulisan yang luar biasa cerdasnya. Jarang ada tulisan yang mengambil tema mengenai hal serupa. Saya rasa untuk membuat cerita dengan tema seperti ini sungguh sangat butuh riset dan pengetahuan yang luas. Dan karena kemampuan menulisnya yang baik, pembaca dibuat sangat menikmati Novelet Madre dengan santai dan menyenangkan. Dewi Lestari mampu menjelaskan detail mengenai biang roti dan serba-serbi pembuatan roti dengan cara yang mudah dipahami hingga tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan membaca novelet ini. Hanya dalam sepuluh hingga lima belas menit, Novelet Madre pun tuntas saya baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar