Rabu, 03 Maret 2021
Selasa, 05 Januari 2021
Jadi ceritanya ada hal yang baru-baru ini saya sadari. Anak saya kalau diajak ke toko mainan, dia selalu mudah kepincut sama boneka. Kekhawatiran pun sempat terlintas di benak saya. Namun kemudian, saya menyadari bahwa yang membuat jagoan kecil saya selalu tertarik dengan boneka-boneka di toko mainan adalah karakternya, bukan mainannya.
Sama seperti hal nya ketika dia meminta saya menggambar atau bertanya tentang banyak hal. Kalau saya menggambar kodok, maka dia akan menyebutnya kodok Joke. Ketika saya membicarakan kucing, dia menyebutnya kucing Poki. Pun ketika dia ingin sarapan dan saya menanyakan apa yang ingin dia makan, dia jawab “Atid sama semut mau makan roti.”
Eh kok makannya sama semut? Begitu kira-kira keheranan yang akan terdengar kalau yang mendengar kalimat ini adalah Tante, Om, atau Eyang-Eyang nya anak. Tetapi, tidak dengan saya. Saya mengerti maksudnya.
Sekitar 3-4 bulan belakangan ini, dengan maksud menghindarkan penggunaan gawai yang belum semestinya, saya selalu pakai tameng aplikasi hebat satu ini. Jadi, kalau sampai anak ingin sekali pegang atau main HP, saya selalu menawarinya membuka aplikasi ini lebih dulu. Aplikasi Let’s Read Indonesia.
Aplikasi ini berisi banyak buku bacaan anak dengan berbagai tingkat kesulitan membaca. Tidak ada biaya sedikit pun yang dikenakan jika ingin membaca semua buku yang ada di sini. Ceritanya beragam, gambarnya juga menarik. Ketika pertama kali membuka aplikasi Let’s Read Indonesia ini, seperti sedang berjalan di galeri seni. Gambar-gambar berjajar memikat anak untuk menerka-nerka buku cerita mana yang paling menyenangkan untuk ia baca.
Saya sepakat bahwa mengenalkan buku kepada anak dimulai dari sedini mungkin. Jadi, usaha yang kerap kali saya lakukan adalah menyesuaikan tidak hanya bahan bacaannya, tetapi juga pesan terkandung, pengunaan kata-kata, gambar, dan pembentukan kalimat-kalimat yang cocok dengan tumbuh kembang buah hati.
Kok ribet amat sih? Sekarang gini aja deh, kalau kita sedang memberi nasihat ke anak, apakah semua nasihat itu lantas dipenuhi oleh anak? Apa semua nasihat itu dimengerti oleh anak? Saya percaya kalimat ‘one at a time’. Maksudnya, mana sekiranya pesan atau nasihat sederhana yang bisa dimengerti dengan mudah oleh anak, maka itulah yang ditanamkan lebih dulu. Satu per satu, terus menerus, sesuai perkembangan usia, tumbuh kembang, dan kemampuan bahasa anak.
Senangnya, di aplikasi Let’s Read Indonesia ini, saya sebagai orangtua tidak akan dihadapkan pada kesulitan itu. Selain disediakan keterangan label genre, tingkat kesulitan membaca, dan ringkasan singkat cerita, seluruh buku cerita pada aplikasi ini adalah buku cerita bergambar.
Ya, teruusss?
Saya percaya, gambar pada buku bacaan anak memegang peran penting. Peran tersebut tidak hanya dalam menggugah minat baca tetapi juga memahami cerita dan pesan lebih dalam yang terkandung di dalamnya. Hal ini tentu akan membantu saya menanamkan hal-hal baik dengan lebih mudah berdasar pada cerita-cerita yang disuguhkan.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan sedikit teori tentang pentingnya gambar dalam buku bacaan anak, kira-kira begini rangkuman yang bisa saya suguhkan. Gambar dalam buku bacaan anak memiliki setidaknya lima peran, yaitu :
1. menjadi awal yang mendorong minat baca anak
Warna yang digunakan pada ilustrasi dalam buku bergambar menarik perhatian anak untuk lebih dalam menyelami cerita. Ilustrasi yang baik biasanya menagandung detail-detail lain seperti ekpresi wajah, bentuk, pakaian, dan lain sebagainya yang mampu memikat anak untuk bersedia mengisi rasa ingin tahunya.
2. memudahkan anak memahami cerita
Dalam membaca, hal utama bagi anak adalah memecahkan makna kata dan cerita. Buku dengan gambar akan memudahkan mereka memahami dan mengidentifikasi benda, karakter, situasi, dan masalah yang mereka temui dalam cerita.
3. membantu meningkatkan kemampuan kognitif
Buku bergambar mengandung ilustrasi yang dapat menjadi alat yang baik untuk mengembangkan keterampilan analitis dan interpretatif anak. Hal ini akan melibatkan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
4. mengasah kreatifitas dan kemampuan berempati
Buku bergambar yang baik juga memuat ilustrasi dan teks yang bekerja sama menciptakan makna. Sehingga cerita yang mengandalkan gambar dalam melengkapi narasi, akan mendorong keterlibatan aktif anak untuk berkontribusi pada gambaran visual imajinatif yang dapat terhubung dengan kemampuan merasakan situasi cerita.
5. melatih anak untuk berani mengemukakan ide
Waktu yang dihabiskan anak untuk memusatkan perhatian pada gambar dapat digunakan sebagai alat untuk membuat mereka mampu membayangkan dan menghidupkan kembali cerita dalam benak mereka. Hal itu mendorong semangat anak untuk menceritakan ide atas interpretasi mereka.
Saya sendiri kaget sekaligus kagum ketika anak sering sekali membahas bunga matahari karena dia baru saya bacakan buku Kebun Di Atap yang ada pada aplikasi Let’s Read Indonesia. Bahkan, dia mampu menjelaskan seperti apa rupa bunga matahari. Anak saya bilang, bunga matahari warnanya kuning, daunnya hijau, dan ada mata di tengahnya (yang terakhir ini sedikit bercampur dengan imajiasi anak ya). Tapi, bukan kah ini nampak sederhana? Percaya deh, jika anak tidak mampu memahami bacaannya, hal sederhana ini tidak akan nyangkut di kepala anak.
Pada akhirnya, yang ingin saya sampaikan adalah melalui Let’s Read Indonesia, anak saya mampu memahami banyak hal menarik. Ia pun mampu menangkap pesan penulis dengan baik. Setiap karakter tertancap dengan jelas. Anak memiliki penggambaran hewan-hewan, bunga, dan karakter tokoh dengan bagus dan mudah untuk ia jelaskan kembali kepada orang lain.
Jadi, buat ibu-ibu yang ingin mengenalkan literasi pada anak sedini mungkin dan, atau, ingin anaknya lebih sering baca, tetapi terlalu berat mengeluarkan uang untuk membeli buku (apalagi di masa pandemi seperti ini), yuk mari unduh aplikasinya dan bacakan lah untuk anak-anak tercinta. Jangan lupa berbagi. Hal baik dan gratis seperti ini, selain belum tentu diketahui yang lain, juga bisa jadi sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Minggu, 01 November 2020
Helo hai... Log time no see..
Setelah sekian lama blog ini terbengkalai, akhirnya ada kesempatan di mana segala sesuatunya mendukung saya untuk kembali dan bangkit. Well, it's not an easy journey to be here standing tall at this point.
Setelah mengalami banyak drama kehidupan, yang mudah-mudahan bisa aku share di blog ini dalam lain kesempatan, saya sempat merasakan situasi (yang menurut saya) selalu tidak cocok dengan semangat menulis timbul tenggelam ini. Namun ternyata, kalau dipahami baik-baik, bukan situasinya yang salah tetapi ketangguhan diri saya.
Have you ever heard depression? Well, I've been there. Profesionally diagnosed. Jadi bukan ngarang, nebak-nebak atau kira-kira sendiri ya. Belum lagi ditambah tugas lain yang dulu saya pikir hanya sebatas kewajiban dan tanggung jawab, tetapi sekarang saya melihatnya sebagai anugrah, kesempatan baik, dan kebahagiaan, yaitu menjadi ibu.
Setelah menajadi seorang ibu, terutama ibu rumah tangga, saya sadari betul bahwa memiliki waktu yang sempurna untuk diri sendiri dan bekerja adalah mustahil. Kesadaran ini membuat saya yang dulu sering kesal hingga merasa tidak berdaya dan tidak punya masa depan. Psikolog saya pun pernah bilang, kalau saya ini karakternya perfectionist. Karakter perfectionist itu selalu pilih hitam atau putih, gak bisa dan gak mau berada dan memilih di tengah-tengah atau area abu-abu. Sehingga meskipun bisa diakal-akali dan berjalan dengan banyak kekurangan, saya tidak akan mengambil opsi itu.
Tetapi itu dulu. Saya sekarang ada dalam titik penerimaan (berusaha menerima). Saya kerap melakukan percakapan kebatiniahan dengan diri saya sendiri untuk membuat segala sesuatunya dapat berjalan bersamaan meski tidak sesempurna harapan.
Pernah gak dengar soal five stages of grief? Saya mengalami ini. The five stages of grief are
1. Denial/Penyangkalan
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance
Finally, I'm at the final stages. Horay!!!
Dan dari pengalaman itu saya mengerti kalau memutuskan kembali dan bangkit memang bukan perkara mudah. Mungkin bisa jadi sangat sulit bagi sebagian orang. Please always being nice with others even when you have to say no. We never know what they're struggling at.
Semoga tekad saya ini senantiasa diberkahi Allah SWT, hingga berharap dapat membuahkan beberapa karya yang akan jadi warisan dan rekam jejak untuk anak cucu di kemudian hari. So, here I am, ready for many projects ahead. Insya Allah.